Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang
akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun
diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun
ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu yang diinginkan. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berdoa
atau berusaha.
Beberapa orang menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan
"berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/
proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau "berpikir
pesimis".
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi;
sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian
harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai
dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan
cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita
terdapat persamaam yaitu :
·
keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud
·
pada
umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik
atau meningkat.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia
itu mati dalam hidupnya. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan,
biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka
harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan
yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya
dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau
meningkat..
Kita semua membutuhkan harapan itu, dalam apapun ukuran kapasitas dan bentuk
keadaan kita, sebagai anak muda, sebagai orang tua, sebagai penuntut ilmu,
sebagai hamba Allah, sebagai rakyat biasa atau pemangku kuasa, dalam keadaan
sehat, ketika lapang, dalam keadaan sakit atau di saat jatuh dan tak berdaya
dan seterusnya atau bahkan para pendosa sekalipun atau disaat berjaya pun
selalu membutuhkan harapan.
Akan tetapi itu semua harus dilandasi memang dari diri sendiri tidak bisa dari
orang lain, maksudnya seperti ini saat kita ingin menggapai impian dan harapan
kita hal yang pertama kita harus lakukan adalah melakukan apa itu PERUBAHAN,
lakukanlah perubahan dari hal yang terkecil dari diri kita sendiri.
Perubahan disini adalah perubahan dimana kita harus melakukan hal yang berbeda
saat kita menjalani kehidupan yang terdahulu, mulai dengan merubah karakter
kita serta sifat kita dalam menjalani hidup ini karena apa jika kita bisa
merubah ataupun menjadi lebih baik dan lebih baik lagi maka percayalah pola
tindakan yang kita lakukanpun ada berbeda dan akan jauh lebih baik lagi.
Jika sudah bisa merubah karakter kita menjadi karakter orang sukses atau orang
yang bisa meraih semua impian dan harapan berarti kita juga sudah memantaskan
diri kita untuk menerima apa yg menjadi impian dan harapan kita, percayalah
maka langit adalah batas impian kita. Namun itu semua kita dapatkan tidak
semudah membalikan telapak tangan karena apa, pasti dan bahkan banyak rintangan
hambatan untuk kita meraih impian dan harapan kita, dan jika bisa melewati
prosesnya tersebut dan tidak pantang menyerah impian dan harapan pasti ada di
genggaman tangan kita.