Rabu, 13 Juni 2012

Manusia dan Harapan




            Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu yang diinginkan. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
            Beberapa orang  menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".       
            Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
·         keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
·         pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
            Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidupnya. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat..
            Kita semua membutuhkan harapan itu, dalam apapun ukuran kapasitas dan bentuk keadaan kita, sebagai anak muda, sebagai orang tua, sebagai penuntut ilmu, sebagai hamba Allah, sebagai rakyat biasa atau pemangku kuasa, dalam keadaan sehat, ketika lapang, dalam keadaan sakit atau di saat jatuh dan tak berdaya dan seterusnya atau bahkan para pendosa sekalipun atau disaat berjaya pun selalu membutuhkan harapan.

            Akan tetapi itu semua harus dilandasi memang dari diri sendiri tidak bisa dari orang lain, maksudnya seperti ini saat kita ingin menggapai impian dan harapan kita hal yang pertama kita harus lakukan adalah melakukan apa itu PERUBAHAN, lakukanlah perubahan dari hal yang terkecil dari diri kita sendiri.
            Perubahan disini adalah perubahan dimana kita harus melakukan hal yang berbeda saat kita menjalani kehidupan yang terdahulu, mulai dengan merubah karakter kita serta sifat kita dalam menjalani hidup ini karena apa jika kita bisa merubah ataupun menjadi lebih baik dan lebih baik lagi maka percayalah pola tindakan yang kita lakukanpun ada berbeda dan akan jauh lebih baik lagi.
            Jika sudah bisa merubah karakter kita menjadi karakter orang sukses atau orang yang bisa meraih semua impian dan harapan berarti kita juga sudah memantaskan diri kita untuk menerima apa yg menjadi impian dan harapan kita, percayalah maka langit adalah batas impian kita. Namun itu semua kita dapatkan tidak semudah membalikan telapak tangan karena apa, pasti dan bahkan banyak rintangan hambatan untuk kita meraih impian dan harapan kita, dan jika bisa melewati prosesnya tersebut dan tidak pantang menyerah impian dan harapan pasti ada di genggaman tangan kita.