Indonesia ke depan harus lebih baik
dari sekarang. Harus mampu memecahkan permasalahan saat ini menuju pada
kehidupan yang lebih baik. Inilah harapan yang digantungkan pada pemerintah
yang akan terbentuk beberapa saat lagi.
Rakyat menanti terwujudnya harapan ini. Semoga pemerintah dapat menggapainya.
Banyak permasalahan yang dihadapi namun tersimpul dalam satu permasalahan yaitu
masalah kebodohan dan kemiskinan. Sebagian besar bangsa ini tergolong kelompok
bangsa yang bodoh dalam pengertian luas. Tidak sekadar pendidikan formal saja.
Dengan kebodohan tidak ada yang dapat dijadikan stimulus dalam menggerakan
ekonomi. Akibat dari kebodohan dan kemiskinan, semua fungsi bekerja dengan
sifat ketradisionalannya, efisiensi pun rendah sehingga bangsa ini tetap saja
miskin. Oleh sebab itu, untuk masa mendatang, kebodohan dan kemiskinan harus
diatasi bagi mendorong kesejahteraan.
Dengan kebodohan, kemiskinan dan ketradisionalannya maka bangsa ini tidak mampu
memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki secara optimal sehingga banyak
potensi ekonomi yang terbiarkan terbengkalai. Dengan kondisi seperti itu,
bangsa ini selalu mengambil jalan pintas agar potensi dapat
dikerjakan/dimanfaatkan oleh pihak lain, yang memiliki kemampuan lebih.
Jalan pintas seperti ini tidak baik untuk Indonesia masa depan. Tidak muncul
rasa tanggung jawab untuk mempertahankan potensi itu menjadi milik anak bangsa
secara utuh. Sebagian potensi telah berada di tangan investor asing. Upaya
mencoba dan percaya diri hampir tidak ada sehingga perekonomian menjadi tidak
bergerak.
Tangan anak bangsa tidak mampu mengolah semua potensi ekonomi yang ada sehingga
perekonomian berjalan tidak optimal dan terjadilah pengangguran. Betapa
sumberdaya alam terbengkalai tidak disentuh, betapa sumberdaya manusia
dibiarkan bermalas malas tanpa dimotivasi, betapa modal yang ada disimpan
menjadi idle, betapa teknologi hanya dipakai untuk kebutuhan yang tidak
produktif.
Apa yang dapat diharapkan dengan kondisi seperti ini, terkecuali kembali ke
sifat tradisional, pasrah dan mengambil jalan pintas, menyerahkan potensi itu
digarap oleh bangsa lain. Bangsa menjadi tidak dinamis , berpikir jangka pendek
serta bersifat konsumtif. Bangsa yang tingkat kesejahteraannya rendah cenderung
memiliki karakter hidup seperti ini.
Inilah tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yang harus diselesaikan agar
bangsa ini tidak berjalan mundur di tengah kemajuan bangsa bangsa lainnya.
Menuju pada kehidupan yang lebih baik bisa terwujud jika ada upaya untuk
menggerakan perekonomian sehingga terasa ada peningkatan dalam PDRB.
Ada upaya untuk menekan tingkat pengangguran, menaikkan pendapatan perkapita
anak bangsa melalui pemanfaatan potensi ekonomi secara optimal. Kita berdosa
untuk meninabobokan anak bangsa dengan memberikan berbagai fasilitas kehidupan
yang tidak bersifat produktif sehingga mereka menjadi malas dan pasrah tidak
kreatif.
Bangsa ini harus dibangun untuk kepentingan masa depan. Jika pemerintah hanya
bekerja untuk menyelesaikan masalah sesaat, berjangka pendek seharusnyalah
diubah menjadi yang berjangka panjang dan produktif.
Biarkan bangsa ini hidup dalam kesulitan mengikuti perkembangannya pada saat
ini sepanjang kehidupan anak cucu cemerlang pada masa mendatang. Inilah prinsip
yang harus dipegang, yang dianggap rasional bagi membangun sebuah bangsa. Untuk
masa mendatang, untuk mencapai harapan masa depan kiranya pemerintah dapat
meninjau kembali pada kebijakan fiskal, kebijakan moneter maupun kebijakan
ekonomi luar negeri yang selama ini dijadikan pegangan kerja pemerintah.
Selama ini kita melihat, bagaimana suatu kebijakan fiskal yang tidak mampu
menggerakan ekonomi nasional, bagaimana kita melihat kebijakan moneter yang
hanya terpaku untuk kepentingan moneter saja tanpa memperhatikan gerak
pembangunan ekonomi nasional dan bagaimana dengan kebijakan ekonomi luar negeri
yang menjadikan negara ini sebagai pasar dari barang barang impor dan
menjadikan negara ini sebagai lahan usaha investor luar negeri.
Secara nyata, hal tersebut terus berjalan dan yang akan membikin kita gusar
pada kehidupan anak cucu bangsa masa depan. Untuk masa depan pemerintah pun
harus memperbanyak pembangunan infrastruktur yang berguna bagi mendorong
kegiatan ekonomi nasional, yang proses pembangunannya mempergunakan potensi
yang dimiliki seperti proyek Suramadu dan Tol Cipularang.
Betapa kedua proyek ini, sejak dari tenaga kerja sampai semen, besi dan tenaga
ahli lainnya mempergunakan apa yang dimiliki oleh bangsa ini dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kehidupan ekonomi nasional secara keseluruhannya. Ia
berpengaruh ke belakang (backward linkage) dan ke depan (forward linkage).
Banyak proyek yang tumbuh ataupun berkembang dari kehadiran kedua proyek ini,
yang menyangkut pada material/bahan/manusia yang terlibat di dalam
pembuatannya. Proyek seperti inilah yang hendaknya menjadi pilihan pemerintah
untuk masa lima tahun ke depan, bagi membangun masa depan bangsa ini, bagi
meningkatkan PDRB, memperbanyak lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan dan
daya beli.
Untuk masa depan hendaknya pemerintah pun tidak terlalu berbaik hati kepada
pemerintah daerah dengan mengalirkan dana ke daerah secara berlebihan.
Pemerintah harus jeli bahwa ketidakefisienan penggunaan dana pembangunan berada
di daerah.
Mereka belum terbiasa bekerja dengan anggaran yang ketat sehingga dana itu
terpergunakan untuk hal hal yang tidak /kurang produktif. Sebetulnya
kemubaziran dana itu ada pada pemerintah daerah jika kita mau melihat dari
kemampuan aparatnya dan tanggung jawab aparat terhadap penggunaan dana pembangunan.
Kita yakin banyak pemerintah daerah yang baik, produktif dan efisien namun
jumlah yang sebaliknya jauh lebih banyak lagi. Oleh sebab itu pengucuran dana
ke daerah harus melalui prasyarat ketat agar hasil pajak itu tidak terbuang
percuma.
Jangan sampai wajib pajak tidak melihat hasil sumbangannya kepada negara ini.
Biarkan mereka (pemerintah daerah) bekerja sesuai dengan kemampuannya, sesuai
dengan proposal yang mereka ajukan saat mereka meminta untuk memiliki
pemerintah daerah yang sifatnya otonom.
Untuk masa depan hendak, pemerintah dapat mensinkronisasikan dan mensinergikan
kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan ekonomi luar negeri secara
tepat, dengan satu niat membangun ekonomi bangsa untuk masa depan.
Jangan terlalu kaku dengan kebijakan deficit spending sepanjang itu
dipergunakan untuk hal yang produktif, jangan hanya berpikir untuk menekan
tingkat inflasi jika akibatnya pembangunan berjalan tidak lancar, jangan hanya
mengandalkan pada kekuatan ekonomi luar negeri saja karena di dalam negeri
kekuatan itu juga ada.
Memikirkan masa depan sangatlah strategis jika dilihat pada persaingan
antarbangsa yang semakin ketat, kebutuhan bangsa (demand) yang semakin banyak
dan melebar/ bervariasi, tantangan yang semakin kuat serta sumberdaya alam dan
lingkungan yang semakin terdegradasi. Selamat hari ulang tahun ke-64 Republik
Indonesia. Sejahteralah bangsaku.
Rabu, 23 Januari 2013
Minggu, 20 Januari 2013
Manusia dan Pandangan Hidup ke Depan
Pandangan hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
cita-cita,
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu
aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)
aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
cita-cita,
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu
aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)
aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Langganan:
Postingan (Atom)