Dimensi struktur organisasi
Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat
diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal
mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi
vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial
meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi
tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor
tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
Diferensiasi horisontal
Diferensiasi horisontal merujuk pada
tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya,
sifat dari tugas yang meeka laksanakan, dan tingkat pendidikan serta
pelatihannya.
Diferensiasi vertikal
Diferensiasi vertikal merujuk pada
kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya
karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak
tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang paling
rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan
makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta
makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi spasial
Diferensiasi spasial merujuk pada
tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebagai sebuah
organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat
sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horizontal dan vertikal.
Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara
geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.
Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat
sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika
formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena
kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan
jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin
besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman suatu
pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya
menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar lain, tetapi
juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan
aternatif.
Sentralisasi
Sentralisasi adalah yang paling
problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh mana
kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan
pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat
tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian
bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan mereka.
Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang
tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang
rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki
seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai
sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan informasi untuk diteruskan
kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan; memproses dan
menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada pembuat
keputusan mengenai apa yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai apa yang
hendak dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak
dilakukan.
2.Departementalisasi
Depertementasi atau departementalisasi bersangkutan
dengan proses penentuan cara pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi.
Departementasi mencerminkan organsasi horizontal pada setiap tingkatan hirarki,
dan hubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik.
a) Departemntasi Fungsional.
Departementasi fungsional dapat dijumpai di setiap tipe organisasi.
fungsi-fungsi utama biasanya adalah produksi, pemasaran dan keuangan,
fungsi-fungsi vital yang memungkinkan perusahaan beroprasi dan menjaga
kelangsungan hudupnya.
b) Departemantasi Produk.
Departemantasi produk merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan atas dasar
perbedaan barang-barang dan atau jasa-jasa menurut perbedaan-perbedaan cara
produksi atau pemrosesan dan atau pemakaian akhir.
c) Departemtasi Wilayah. Bila
organisasi beropraso di wilayah-wilayah yang tersebar, maka departemtasi atas
dasar wilayah akan diperlukan. Tipe departemantasi wilayah ini sering juga
disebut departemtasi lokasi, daerah, regional atupun geografis.
3.Model Desain Organisasi
Model desain organisasi atau
struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu
organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain
orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain
organisasi orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
Ø Proses
kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Ø Proses
motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan
takut dan sanksi.
Ø Proses
komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan
cenderung terganggu tidak akurat.
Ø Proses
interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas
tujuan dan metode departemental.
Ø Proses
pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Ø Proses
penyusun tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya
partisipasi kelompok.
Ø Proses
kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Orgranisasi Orgranik.
Ø Proses
kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
Ø Proses
motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Ø Proses
komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas
keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Ø Proses
interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Ø Proses
pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Ø Proses
penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
Ø Proses
kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.
4.Implikasi Manajerial Desain dan
Struktur Organisasi
Dapat menghasilkan struktur atau
susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang
mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang
ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu
organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial
desan dan struktur organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar